Selasa, 03 Desember 2019

Jejak Perjalanan Hijrah


Fase, Banyak sekali saya mendengar dari luar sana kisah perjalanan hijrah dari teman-teman yang  menurut saya sangat menginspirasi dan membuat saya semakin kuat dalam menjalani hijrah ini. Sama hal nya dengan teman-teman yang lainnya, saya juga memiliki proses hijrah yang mungkin bisa dikatakan tidak begitu mudah.Saya yang lahir dan dibesarkan dari lingkungan keluarga yang begitu menganggap remeh tentang agama tiba-tiba harus berada dalam suatu lingkungan yang menurut saya benar-benar berbeda, dengan jilbab yang tidak seperti umumnya, yaitu besar hingga menutupi bagian dada. Kondisi tersebut saya alami ketika sedang melakukan studi di salah satu Universitas ternama di Kota Malang.

Tinggal dalam suatu lingkungan yang tidak sama seperti suasana dirumah sebenanrya membuat orang tua merasa resah. Setelah tiga bulan berjalan penampilan dan perilaku saya masih sama , tidak ada yang berubah yaitu tetap menjadi seorang wanita yang memakai pakaian ketat, memakai celana jeans dan sholat yang masih tidak teratur. Hingga suatu hari saya bertemu dengan seseorang yang menurut saya sangat baik akhlaknya dan saya belum pernah menemui orang seperti Dia. Dia adalah seorang perempuan yang sangat ramah, sangat rajin beribadah dan selalu memotivasi orang disekitarnya agar selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik setiap harinya.

Dia orang pertama yang mengajarkan saya pentingnya menjadi anak sholehah untuk orang tua di akhirat nantinya. Semakin mengenalnya saya mulai menyadari bahwa saya harus menjadi anak baik untuk orang tua Saya. Saya berusaha pelan-pelan untuk merubah penampilan, mulai membiasakan diri untuk memakai rok panjang dan mulai melebarkan jilbab.  Pada awalnya memang terasa sangat sulit, tetapi Saya yakin hampir semua wanita yang sedang berhijrah pasti mengalami hal yang sama bahkan mungkin ada yang lebih sulit dari pada apa yang saya alami sekarang.

Semakin hari saya mulai menemukan kenyamanan dengan hijab dan cara berpakaian saat ini. Saya merasa hati saya lebih tenang, diri saya lebih nyaman dan pastinya kehidupan saya lebih tertata dari pada sebelumnya. Enam bulan berlalu di Kota rantauan, membuat saya tiba-tiba merasa rindu pada orang tua dan ingin pulang kerumah. Perjalanan dua jam dengan menggunakan kereta api membuat saya merasa tidak sabar ingin segera sampai di kota tercinta, yaitu Blitar. Pada saat saya tiba di rumah, saya melihat ekspresia ibu yang tidak menyukai penampilan saya pada saat itu.

Dua hari berlalu, tidak ada sedikitpun kata-kata yang keluar dari mulut ibu saya. Suatu malam saya berdoa dan meminta yang terbaik dan meminta agar di haluskan hati ibu. Namun sepertinya ibu memang belum siap menerima semua perubahan saya pada saat itu. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Kota Malang lebih cepat. Hijrah terberat bagi saya saat itu adalah saat orang tua tidak bisa mendukung dan menerima atas perubahan yang terjadi pada diri saya. Saat itu merupakan kondisi yang membuat saya sangat tertekan. Orang yang saya harapkan pertama kali mendukung atas perubahan ini, pada kenyataanya menjadi orang pertama yang menolaknya.

Pada saat itu saya merasa kondisinya sangat berat dan sulit, Namun akan sangat lebih berat jika saya harus membayangkan kedua orang tua saya  merasakan siksaan dan panasanya api neraka. Setelah kejadian itu saya semakin yakin harus terus melanjutkan proses hijrah ini. Saya yakin bahwa tidak ada yang salah pada jalan ini, dan saya juga yakin bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, bahkan daun yang jatuh pun Allah sudah menakdirkannya. Jadi saya yakin berada dijalan ini adalah murni takdir Allah yang Maha tahu yang terbaik untuk hambaNya.

Setahun kemudian akhirnya ibu bisa menerima perubahan penampilan saya.  Sebenarnya ibu bisa menerima karena ada perjanjian dimana saya harus mampu  membuktikan bahwa apa yang saya lakukan ini adalah baik, Jika saya gagal maka saya harus siap menanggalkan semuanya dan kembali seperti semula. Satu yang selalu saya yakini bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diatas kemampuan hamba Nya. Dan saya yakin dengan jilbab ini saya bisa melindungi orang tua saya diakhirat nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar